Dalihan na Tolu: Trilogi Sistem komunikasi Interpersonal Masyarakat Batak’, lahir sebagai ungkapan keprihatinan penulis terhadap realisasi komunikasi interpersonal warga masyarakat batak yang dipandang belum begitu menempatkan Dalihan na Tolu sebagai suatu warisan leluhur bangsa Batak yang luar biasa.
Apabila segenap warga masyarakat Batak yang menjadi pewaris Dalihan na Tolu, dapat memahami dan memaknainya dengan baik dan alamiah, penulis meyakini bahwa kelak tata kelola komunikasi sosial masyarakat dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, khususnya dalam praktek ulaon adat Batak akan memberikan dampak positip terhadap keharmonisan dan pencapaian Budi Pekerti yang Luhur. Buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami (penulis menambahkan contoh-contoh kasus, ilustrasi, dan bahkan testimony pribadi), juga dengan pendekatan persuasif khusus kepada para generasi muda, sehingga kelak anak-anak muda tidak lagi memandang tradisi kebudayaan hanya diperuntukkan bagi generasi tua, hanya diperuntukkan kepada masyarakat yang tinggal di perkampungan (Bona Pasogit).
Tradisi adat istiadat seharusnya menjadi milik semua warga adatnya tanpa dibatasi usia, status sosial, status pendidikan, status ekonomi, bahkan domisilinya. Sebab mewarisi kebudayaan dan adat istiadatnya adalah bagian dari tahapan pembentukan karakter dan identitas personal/pribadi.